Halo, aku Ivy.

Blog ini tentang riuh di kepala yang disampaikan dalam rangkaian kata.

  • Pria dengan Kepala Penuh Duka

    Untuk Fitra.

    Sore itu, kau mendapati dirimu tengah membayangkan manisnya bibir kekasihmu
    Bibir yang kau kecup acapkali bertemu
    Menghapus luka, pelipur lara
    Sementara senja terus senandungkan elegi duka

    “Maafkan aku, kekasihku” ujarnya sewaktu-waktu. “Telah membuatmu berjalan jauh,
    untuk mendekat
    pada kesedihan yang pekat”
    Ia menghela nafas, “Maafkan aku, kekasihku. Terima kasih untuk selalu setia
    kepada duka
    yang membuatku selalu ada
    dalam telapak tangan ketika engkau berdoa.
    Doa yang pernah kita aminkan bersama.
    Aku mencintaimu, tentu saja.”

    Tapi ketika gadismu memilih pergi,
    dan kau memilih sendiri
    bersama sunyi
    Duka hanyalah perihal mengingat dan melupakan apa yang pernah membekas di hati,
    yang tak mungkin kembali.

    Adakah yang lebih kelam,
    dari ingatan
    tentangnya yang tak kunjung padam?

    Itulah kenapa, kau selalu bahagia mencintainya
    merasakan tiap inchi tubuhnya
    dan jari-jarimu pada helai rambutnya

    “Aku inginkan ciumanmu, kekasihku
    agar kau tahu
    seindah apa aku mencintaimu.
    ciumlah aku, kekasihku.”

    Pada suatu malam jahanam
    yang membuatmu menjadi pendosa
    “Dosa diciptakan untuk kita” gumamnya.

    Semakin menenggelamkan kau pada lautan luka.


  • ,

    Pengalaman Setelah Operasi Kista

    4 – 12 September 2016

    Setelah pulang dari RS, aku bed rest selama 9 hari. Disertai perut yang masih sakit tiap kali bergerak dan kepala pusing serta rasa mual tiap kali bangun dari tempat tidur.

    Seorang teman merekomendasikan padaku obat cina bernama pil pien tze huan yang katanya bisa mempercepat pengeringan luka. Akhirnya dibelilah obat tersebut oleh mamaku. Harganya sekitar Rp.900.000 untuk 3 hari. Ditambah minum Gamat Jelly dan Spirulina juga.

    Masa-masa paling menyebalkan adalah ketika mama dan papaku pergi ke kantor, aku sendirian di rumah dan harus terbiasa pergi ke toilet sendiri. Makan juga yang sudah disiapkan saja di dekat tempat tidurku dan setiap sore, aku dibantu Mas untuk latihan berjalan (setidaknya keliling rumah) untuk membiasakan diri. Merepotkan, bukan? Hari demi hari terasa membosankan dan menyebalkan. Pada waktu itu, kuliah sudah berjalan normal dan aku sudah seminggu tidak masuk kuliah.

     

    13 September 2016

    Untuk pertama kalinya aku memutuskan untuk pergi kuliah. Naik Commuterline dan berdiri biasanya tidak menjadi masalah bagiku apabila sedang dalam kondisi yang prima. Namun kali ini aku berusaha membiasakan diri juga. Oh iya, aku belum bisa memakai celana jeans karena perutku apabila ditekan masih agak sakit. Jadi aku pakai dress. Sekitar dua minggu setelahnya aku baru bisa pakai celana jeans lagi.

    Perutkuu :((

    SUNTIK TAPROS

    Dokter saya menyarankan untuk melakukan pengobatan lanjutan dengan suntik Tapros.

    Tapros

    Perlu diketahui bahwa Tapros sebenarnya merupakan merek dagang, dimana obat ini mempunyai kandungan Leuprorelin acetate, yang merupakan obat hormonal, yakni senyawa yang bekerja dengan cara meniru aksi hormon pelepas gonadotropin. Dalam tubuh, hormon ini akan merangsang produksi hormon reproduksi (estrogen dan progesteron) sehingga diharapkan mampu membantu keseimbangan dan fungsi hormon reproduksi.

    Obat hormonal ini biasanya digunakan untuk mengatasi kelainan organ yang disebabkan oleh kelainan hormon, seperti : endometriosis, mioma uteri, penebalan endometrium ( hiperplasia ), kanker payudara lanjut pada wanita pre menopause, pubertas dini, kanker prostat, dll. (Sumber Klikdokter.com)

    Kemudian dokter saya membuatkan rujukan untuk suntik tapros di RS Persahabatan karena dapat di-cover oleh BPJS (jika tidak menggunakan BPJS, biaya untuk sekali suntik tapros sekitar 1 juta). Saya diharuskan suntik tapros 3x,  selama tiga bulan berturut-turut.  efek samping yang dapat terjadi yaitu perdarahan (withdrawal bleeding).Selain itu, efek samping lain yang mungkin terjadi adalah hot flush,berkeringat, terhentinya haid, disfungsi seksual, nyeri sendi dan otot, pusing, sakit kepala, mual, muntah, perubahan mood, pengeroposan tulang, reaksi bekas lokasi injeksi, susah BAB, nyeri sendi, nyeri otot dsb. Sementara yang saya rasakan setelah suntik adalah rasa sesak nafas, berkeringat yang berlebihan, hot flushes dan pusing.

    Terakhir saya suntik adalah bulan Desember 2016, namun hingga saat ini (Maret 2017) saya masih belum haid :’) setelah suntik tapros terakhir, tiga bulan setelahnya memang diharuskan untuk mengontrol kembali ke SPOg. Kemudian cek kembali enam bulan setelahnya, dan terus kontrol secara rutin 6 bulan sekali untuk mencegah kemunculan kista itu kembali.

     

    Sekian pengalaman dari saya.

    xoxo


  • Elegi Leia

    1805478-bigthumbnail

    Pada setiap malam yang dipenuhi duka

    Jarimu terus menelusuri nama-nama

    wajah-wajah

    yang mungkin pernah kau kenal entah di mana

    Namun semua menjelma dirinya

    Wajahnya

    Dengan lesung pipi yang diperlihatkan acapkali kalian bersua

    Hidung kesukaanmu, aku tahu.

    Seringkali kau menyentuhnya, tanpa berkata.

    Kau menyukainya

    segalanya

    Segala sepi yang kau rengkuh

    Kau tak pernah sesedih ini

    tak pernah sesepi ini

    dan rindu bergemuruh di dalam dada

    Kau menangis, mengutuk takdir; mengapa kita dipertemukan, bila akhirnya dipisahkan?

    Leia,

    jari-jarimu terus menelusuri luka

    Sakit dan perih

    kau obati setiap hari dengan ingatan tentang lesung pipinya

    hidungnya

    sepinya

    rindunya.

    menyebar.

    Jakarta, 18 Desember 2016

    20.49


  • Cerita Horror Kampus – Malam Terakhir

    Pemandangan yang bisa dilihat dari selasar Gedung VI, Taman Arkeologi. Nampak indah di siang hari, dan bisa dibayangkan apabila malam hari. sumber gambar: https://i0.wp.com/static.panoramio.com/photos/original/54876757.jpg
    Pemandangan yang bisa dilihat dari selasar Gedung VI, Taman Arkeologi. Nampak indah di siang hari, dan bisa dibayangkan apabila malam hari. sumber gambar: http://static.panoramio.com/photos/original/54876757.jpg

     

    Cerita ini baru saja kudengar kemarin dari salah satu temanku yang juga satu jurusan denganku. Ia menceritakan pengalamannya ‘diganggu’ dengan ‘penghuni malam’ FIB UI.

    Petang Kreatif, merupakan acara tahunan bergengsi yang diselenggarakan FIB UI untuk menunjukkan kebolehan mereka di bidang seni peran. Tiap jurusan akan menampilkan pementasan teater dan pastinya akan diumumkan siapa saja pemenang terbaik dengan kategori beragam. Persiapan mereka untuk pentas selama 3 bulan, dan sering kali latihan di FIB hingga larut malam.

    Malam itu sudah pukul 2 pagi

    , merupakan malam terakhir untuk latihan karena esoknya akan gladi resik. Tama dan anak-anak lainnya sedang istirahat di selasar Gedung VI sambil mengobrol. Tak lama, Tama dan yang lainnya merasa ada yang menimpuki mereka dengan batu kerikil berkali-kali. Tanpa ba-bi-bu, mereka langsung bubar menuju parkiran.

    Tidak sampai di situ, ketika harus melewati Gedung VIII, tiba-tiba JLEB mati lampu. Kampus sekelas UI bisa mati lampu? Dengan hati berdebar, Tama dan ketiga pria lainnya berjalan. Sampai di pintu kaca, Tama dan yang lainnya melihat perempuan dengan gaun putih sedang berdiri di dalam Gedung VIII. Mereka positif thinking aja, mungkin ada yang lagi latihan teater di dalam gedung itu. Tetapi ketika mereka akan melewati jendela, JENG ada wajah yang muncul dari jendela! MUKA SIAPA ITU MUNCUL DI DALAM GEDUNG YANG PINTUNYA UDAH DIKUNCI DARI LUAR…. Ketika pria berbadan besar juga nyali besar ini tetap melanjutkan jalan mereka dengan hati berdebar.

    “Lo ngeliat apa yang gue liat gak?” Tanya Tama Penasaran.

    Kedua pria lainnya hanya mengangguk sekali dan berjalan cepat menuju parkiran motor dan memilih untuk nongkrong di kantin FISIP sampai pagi daripada melihat yang tak ingin dilihat lagi sepanjang perjalanan pulang.

     

    TAMAT


  • Cerita Horror Kampus – Diikuti

    Dalam Teater Luwes (Dokumen Pribadi)
    Dalam Teater Luwes (Dokumen Pribadi)

    Cerita ini bukan di kampus UI, tetapi di IKJ. Waktu itu aku masih semester 2 di IKJ. Sore itu, kami  usai kelas Pemeranan II di Gedung Teater Luwes, iseng-iseng mendownload lagu Gloomy Sunday dan Reverse-nya Karl Mayer. Aku mendengarkan lagu tersebut menggunakan headset bersama Ica. Setelah kelas selesai, kami harus membereskan set teater seperti kursi, meja, pintu, dll dan aku ikut juga membereskan dan menaruh set itu ke belakang panggung. Ketika melintas tirai panggung (wing),  aku melihat sekelebat kain putih terbang. Kupikir itu salah satu kain untuk properti panggung, karena malam itu akan ada pementasan tari di Teater Luwes.

    Kemudian aku kembali duduk di lantai bersama Ica, tetapi ada yang aneh dengan anak itu. Dia mengenakan selendang untuk dijadikan kerudung dan tatapannya ke bawah. Kupikir anak ini iseng aja kan, makanya kuajak ngobrol, namun tetap saja diam.

    Setelah kelas ini, kami akan mengadakan rapat untuk acara tahunan jurusan kami. Saat itu aku menggandeng Ica dan sesekali tetap mengajak ngobrol, meskipun dia tetap diam saja dengan selendang di kepala dan tatapan ke bawah. Aku mengambil kesimpulan: Ica kesurupan.

    Teman-teman maupun senior-senior lainnya tidak menyadari perubahan tersebut, lantas aku bercerita ke Delila kalau si Ica kesurupan. Kami semua langsung panik. Ada yang baca-baca ayat suci, ada yang gosokin kakinya dengan minyak kayu putih, dan lain-lain. Kemudian Ica kembali normal, “Aku nggak kesurupan kok! Aku lagi ngobrol sama penghuni gedung teater ini.”

    Kami semua bergidik. Dan memutuskan untuk menunda rapat sore itu.

    Singkat kata, aku kembali ke kostan. Ketika teman sekamarku pulang, kuceritakanlah cerita tersebut sambil memperdengarkan kembali Gloomy Sunday dan Reverse. Posisi duduk kami adalah, aku membelakangi jendela dan temanku menghadapku. Ketika itu, jendela dalam keadaan terbuka dan teman sekamarku wajahnya mendadak pucat. Dia melihat seseorang (atau sesuatu) dengan rambut hitam panjang awut-awutan dan mata merah sedang mengintip melalui jendela kamar kami.

    Adzan Maghrib berkumandang.

    Karena aku tidak melihat makhluk tersebut, lekas saja kututup jendela dan gorden kamar kami. Mencegah hal-hal yang mengerikan muncul lagi. Malam itu, aku tetap tidur di kamar kostan, dan teman sekamarku ‘ngungsi’ ke kostan teman yang lain.

     

    TAMAT


Tentang saya

Seorang yang hobi menulis untuk melarikan diri dari dunianya. Sering tersesat di dalam kepalanya sendiri.

Temukan saya di: